Ryan on Facebook

Klien saya : Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) | Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) | Universitas Diponegoro (UNDIP) | PNPM Purbalingga | PNPM | PNPM Cilacap | PNPM Tegal | PNPM Pemalang | PNPM Pekalongan | PNPM Batang | PNPM Brebes | RUmah Sakit ANANDA Purwokerto | Salon Muslimah SALMA Purwokerto | Griya kerudung ARRAUDHOH | Toko Buku MUTIARA | Toko Buku Gramedia Purwokerto | Rumah Sakit Mitra Ariva Ajibarang | East West Seed, Purwakarta | Bank Muamalat Cabang Purwokerto | Telkomsel | Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas | Dinas Pendidikan Kabupaten Cilacap | Dinas Pendidikan Kabupaten Purbalingga | Dompet Sosial Hidayah Klaten

Selasa, 19 Juli 2011

Bagaimana Tubuh Bersinergi


Secara natural Allah melengkapi manusia dengan hati, dalam hati itulah terinstal berbagai perasaan untuk kebutuhan hidupnya, Cinta, bahagia, malang, sabar, marah, cemas, sukses, lemah dan berbagai perasaan itu sudah tersimpan dan sempurna sejak manusia terlahir.

Hal ini bisa dibuktikan dengan ekspresi jabang bayi pada hari-hari pertama kelahirannya, dia menangis pada saat lahir, padahal tidak ada yang menyakitinya, atau tersenyum bahkan tertawa padahal tidak ada yang mengajaknya bercanda.

Dalam perjalanannya, manusia disempurnakan dengan terbentuknya otak, dan pancaindra. Panca indra tumbuh dan berkembang semakin sempurna seiring dengan berjalannya waktu, sehingga mampu merespon setiap kejadian yang dialami oleh tubuh. Sementara otak, dialah yang menyimpan setiap kejadian hidup yang dilewati dengan tubuh (panca indra) sebagai pintu gerbangnya, setiap kejadian menjadi bahan pembelajaran dalam hidupnya.

Pelajaran itu dimulai dari orang-orang terdekat seperti orang tua, keluarga, masyarakat, sekolah, teman, media termasuk diri sendiri. Dari setiap kejadian itulah otak mulai menghubungkan setiap kejadian dengan perasaan yang dimilikinya, seperti kematian dengan rasa sedih, hadiah dengan perasaan bangga, masalah dengan emosi malang dan sebagainya.

Pada awalnya semua perasaan-perasaan itu bersifat netral, tidak terkontaminasi dengan kejadian apapun. Namun karena pelajaran yang didapatkan dari pengalaman itulah manusia mulai menghubungkan setiap kejadian dengan perasaan yang memang sudah terinstal dalam hati.

Sebagai contoh sekaligus bukti bahwa perasaan dan pikiran masing-masing berdiri sendiri, mungkin di dalam budaya kita ketika kita dihadapkan dengan sebuah kematian orang terdekat maka kita langsung menghubungkannya dengan perasaan sedih dan pilu bukan?Tetapi bagaimana dengan anak-anak? Apakah mereka ikut bersedih? Tampaknya tidak mendapatkan uang jajan jauh lebih sedih ketimbang kehilangan orang terdekat, bukan?

Bukankan memang seharusnya seperti itu, tentu saja jawabannya tidak. Di beberapa tempat kematian dihubungkan dengan kebahagiaan, dengan sorga, dengan pencapaian derajat tertinggi dalam hidup, karenanya anggota keluarga justru merasakan kebahagiaan yang luar biasa dan menyelenggarakan pesta kematian. Anda pernah mendengarnya?

Nah sehingga bisa dikatakan bahwa hubungan antara pikiran dan perasaan membentuk MINDSET Anda atau pola pikir Anda, mindset atau pola piker adalah mekanisme otomatis seseorang termasuk lingungan dalam menyikapi suatu situasi atau kejadian. Sekarang pertanyaan buat diri kita adalah jika perasaan dan pikiran pada awalnya adalah netral dan karena pengaruh lingkungan yang menjadikannya memiliki nilai pembentuk mindset, lantas bagaimana dengan diri Anda? Bagaimana dengan mindset Anda apakah mindset yang Anda bentuk atau yang Anda terima dari lingkungan adalah mindset yang menguntungkan Anda atau justru merugikan diri Anda?

Nah repotnya karena mindset ini terbentuk secara perlahan-lahan, sehingga m sama sekali tidak sadari dan rasakan. setidaknya ada lima hal pembentuk mindset ANda, pertama bisa jadi karena berbagai kejadian yang berulang, atau kedua, karena satu kejadian yang melibatkan kondisi emosional, atau ketiga karena sebuah informasi dari orang yang Anda segani, atau bahkan karena kesepakatan kelompok.

Nah persoalannya adalah jika mindset Anda salah dalam artian tidak memberdayakan diri Anda, lantas mana yang harus disalahkan dan mana yang harus dibenahi, tubuh? Pikiran? Ataukah perasaan Anda? Hmmm jawabannya Adalah ketiganya, ketiga-tiganya saling mempengaruhi satu dengan yang lain dan saling berkontribusi dalam membentuk mindset Anda.

Tubuh termasuk panca indra secara langsung mempengaruhi tubuh dan pikiran, begitu pula pikiran mempengaruhi perasaan dan tubuh, serta perasaan berpengaruh terhadap tubuh dan pikiran. Salah satu bermasalah maka akan berpengaruh terhadap kehidupan kita dan pencapaian hasil kita.

Apa yang Anda lihat, dengar, rasakan akan direspon di dalam otak dan menjadi memori, otak Anda mulai menghubungkan kejadian yang tersimpan dalam memori itu dengan perasaan yang sudah terinstal dalam diri Anda, jika kejadian itu intens, maka bukan hal yang tidak mungkin mulai membentuk mindset Anda, dan tentu saja mindset itu akan mempengaruhi tubuh ANda kembali. Persis seperti lingkaran setan, dan kita menjadi sulit untuk keluar dari lingkaran tersebut.

Karenanya dibutuhkan strategi jitu, untuk memastikan potensi-potensi yang Anda miliki dapat dioptimalkan secara sempurna. Pertama kita memerlukan kondisi kesadaran yang tinggi, menyadari bahwa diri Anda memiliki perasaan, pikiran dan indra yang semuanya akan sangat mempengaruhi mindset dan tindakan Anda.

Setelah menyadarinya Anda hendaknya mulai menyadari kebiasaan-kebiasaan Anda, dan mulai menyeleksi kebiasaan-kebiasan buruk dengan kebiasaan kebiasaan baik Anda, mulai menggantikannya sehingga terbentuk mindset dan kebiasaan baru.

Sesudahnya sadar atau tidak, akan ada orang yang mengatakan “kok sekarang kamu berubah ya? Padahal waktu kuliah kayaknya biasa-biasa aja deh” lebih semangat, lebih sukses dan sebagainya…disitulah Anda telah melewati sebuah perubahan hidup, FUNTASTIC LIFE !!!

0 komentar: