Bagaimana Tubuh Bersinergi

Secara natural Allah melengkapi manusia dengan hati, dalam hati itulah terinstal berbagai perasaan untuk kebutuhan hidupnya, Cinta, bahagia, malang, sabar, marah, cemas, sukses, lemah dan berbagai perasaan itu sudah tersimpan dan sempurna sejak manusia terlahir.

Agar DOA berbuah LOA

Tentang Doa Doa adalah senjatanya orang yang beriman, begitu kutipan yang saya pernah saya baca, jika dikatakan senjata berarti doa telah menjadi alat untuk memenangkan sebuah pertempuran, dia menjadi tools, sarana, daya ungkit yang menjadikan seseorang dengan mudah melalukan suatu hal.

Telur dan Cangkangnya

Saya punya sepasang burung kenari, yang kebetulan dalam waktu beberapa hari ini sedang mempersiapkan diri untuk mengerami telurnya. Terlihat dari kesibukan pasangan dua sejoli itu menata sarang sebagai tempat untuk menaruh dan mengerami telurnya.

Rahasia Hati

Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada tuhanmu dengan hati yang ridlo dan diridloi-Nya. Maka masuklah kepada golongan hamba-hambaKu. Dan masuklah kepada surgaku (Al-Fajr 27-30)

Ubah diri, Ubah Nasib !

Hampir setiap orang tahu bagaimana caranya berubah, dan mengetahui cara-cara untuk mewujudkan setiap keinginan dalam hidupnya. Bagaimana cara bangkit dari keterpurukan finansial, hubungan, akademis, sosial, kesehatan dan sebagainya.

Ryan on Facebook

Klien saya : Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) | Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) | Universitas Diponegoro (UNDIP) | PNPM Purbalingga | PNPM | PNPM Cilacap | PNPM Tegal | PNPM Pemalang | PNPM Pekalongan | PNPM Batang | PNPM Brebes | RUmah Sakit ANANDA Purwokerto | Salon Muslimah SALMA Purwokerto | Griya kerudung ARRAUDHOH | Toko Buku MUTIARA | Toko Buku Gramedia Purwokerto | Rumah Sakit Mitra Ariva Ajibarang | East West Seed, Purwakarta | Bank Muamalat Cabang Purwokerto | Telkomsel | Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas | Dinas Pendidikan Kabupaten Cilacap | Dinas Pendidikan Kabupaten Purbalingga | Dompet Sosial Hidayah Klaten

Rabu, 21 Agustus 2013

Memasarkan diri Melalui Resume

Kemampuan menjual tidak hanya dimiliki oleh pedagang atau pebisnis, melainkan juga harus di miliki oleh setiap orang termasuk mereka yang sedang meniti karir. Seberapa hebat seseorang jika tidak dibekali dengan kemampuan menjual, termasuk memasarkan dirinya, maka tidak akan bisa dikenal oleh para HRD atau head hunter, karenanya saya katakana bahwa kemampuan memasarkan diri dalam karir hukumnya wajib.
Resume, atau saya perluas dengan sebutan lamaran pada prinsipnya adalah sebuah proposal diri, menggambarkan siapa diri kita melalui tulisan dan lampiran berkas yang dikirimkan kepada perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan. Harapannya ialah bahwa gambaran atas diri kita sebagai seorang calon tenaga kerja dapat dipersepsikan oleh para personalia lewat aplikasi lamaran yang kita kirimkan. Pendeknya, mereka hanya bisa mempersepsikan diri kita melalu lamaran yang kita kirimkan. Meskipun Belum tentu menjamin kita di terima menjadi pegawai, tetapi surat lamaran menentukan kita diminati dan lulus tahap seleksi selanjutnya ataukah lamaran kita hanya akan masuk ke tumpukan kertas sampah.
Lantas seperti apakah resume yang bagus? Menurut saya yang bagus adalah yang menarik dari sisi konten (isi) dan bagus dari sisi konteks (kemasan). Adapun yang termasuk konten diantaranya adalah isi tulisan dan tata cara penulisan,  sedangkan yang saya maksud dengan konteks meliputi desain, tata letak, jenis tulisan, kerapihan dan kebersihan lamaran.
Sebaiknya saya sampaikan rahasia bagaimana bagian HRD perusahaan menseleksi surat lamaran yang bagus,yang saya berikan adalah lamaran yang dikirim via pos atau dikirim langsung, setidaknya ini yang saya lakukan ketika mendampingi bagian HRD dalam melakukan seleksi administrative bagi calon pegawainya, dari penjelasan berikut Anda harusnya tahu apa yang harus Anda lakukan ke depan:

  1. Pertama jika lamaran dikirim langsung dan saya sempat menerima langsung surat dari pelamar, maka saya lakukan seleksi awal dengan cara mengamati penampilan dan perilaku pelamarnya. Penampilan dan perilaku adalah informasi awal yang sangat berguna untuk mengenal calon karyawan sebelum membaca lamaran yang di kirimkannya. Mereka yang penampilan dan perilakunya kurang baik, saya sisihkan seperti apapun bentuk surat lamarannya, sebaliknya mereka yang penampilan dan perilakunya baik, saya ambil surat lamarannya, seperti apapun kondisinya.
  2. Melihat kerapihan dan keseriusan membuat surat lamaran, surat lamaran yang tertutup amplop yang rapi menjadi prioritas.
  3. Melihat Foto, Pas foto mencerminkan kepribadian seseorang, pas foto dengan posisi tidak standar tetapi tidak berlebihan memiliki daya tarik, seperti sedikit tersenyum, posisi badan yang agak menyamping dan pasfoto berwarna dan berukuran 4 x 6 ke atas memiliki nilai tambah.
  4. Surat Lamaran mencerminkan karakter dari pelamar, diantara surat lamaran yang memiliki nilai lebih diantaranya adalah surat lamaran yang di ketik dan di print Rapi, tanpa kesalahan penulisan dan ditambahi dengan sedikit bumbu self-marketing dengan menyampaikan kompetensi, yang menandakan bahwa dia sangat kompeten dengan posisi pekerjaan yang ditawarkan tentu saja bukan hasil jiplakan, atau copy paste dari karya orang lain. Jangan lupa pilih jenis tulisan yang simple seperti Calibri atau Arial, times new roman terlalu biasa. Hindari memilih jenis tulisan yang terlalu rumit dan sulit di baca.
  5. Curicukm Vitae (CV) atau data diri adalah lampiran yang menarik untuk dipelajari, buat CV yang simple dan terkesan professional, tapi menjelaskan seluruh kompetensi yang dimiliki, ada beberapa Point penting yang wajib dimuat terkait dengan lebar CV, diantaranya:
    1. Pribadi meliputi, Nama, Alamat, Tanggal Lahir.
    2. Riwayat Pendidikan Formal
    3. Riwayat pendidikan Informal/Kursus-kursus atau pelatihan yang pernah di ikuti
    4. Riwayat pekerjaan
    5. Komtpetensi kompetensi yang dikuasai dan  sesuai dengan kebutuhan formasi pekerjaan
    6. Keahlian tambahan di luar kompetensi yang mendukung formasi pekerjaan
    7. Bubuh dengan Nama lengkap dan Tanda Tangan
    8. Boleh juga dengan menggunakan kertas berwana tapi soft seperti putih tulang, hal itu mencerminkan jika Anda serius dengan pekerjaan yang Anda minati.
  6. Mengenai ijazah, sertifikat, Surat Keterangan Berkelakuan Baik, Transkrip Nilai, Medical Chek Up adalah hal paling akhir yang saya periksa, itupun jika merasa membutuhkan informasi tambahan, usahakan melampirkan hasil scan, bukan foto copy-an, oya jangan terlalu mengumbar lampiran sertifikat dan piagam penghargaan, apalagi yang tidak sesuai dengan kebutuhan pekerjaan, seperti piagam kepanitiaan, peserta seminar, piagam donor darah dst. Kadang pelamar ingin menjual dirinya dengan mengumpulkan sebanyak-banyaknya piagam penghargaan dan sertifikat, padahal justru hal itu memperlihatkan bahwa yang bersangkutan terkesan suka pamer.
Untuk Detail setiap poin saya akan ulas di artikel yang akan datang, semoga bermanfaat J
Oya Anda bebas membagikan artikel ini dengan tetap melampirkan Nama Penulis dan Link tulisan, terimakasih !

Ryan Martian | @senyumryan

Human Development Consultant

Selasa, 20 Agustus 2013

Cara Jitu Menentukan dan Mewujudkan Karir

Banyak lulusan perguan tinggi, termasuk saya yang berkarir tidak sesuai dengan latar belakang akademiknya, bahkan sama sekali tidak berhubungan langsung dengan latar belakang penididikannya, seperti saya sendiri yang lulusan Sosial Ekonomi Pertanian yang lebih tertarik dan memilih dunia pengembangan Sumber Daya Manusia, memberikan pelatihan, konsultasi dan coaching pengembangan diri, sebagian teman-teman saya sebagian menjadi pegawai bank, sales motor bahkan menjadi dukun modern.

Senin, 21 Mei 2012

Sukses Kuliah


Sebuah Message Masuk ke dalam Account FB Saya :
Assalamualaikum Kang Ryan,  minta di semangati dong kang… gini kang..Alhamdulillah saya bisa masuk kuliah lewat jalur beasiswa. Baru beberapa hari masuk, tapi banyak perlengkapan yang harus saya penuhi (buku,kosan,segala macem). sekalipun SPP gratis,tetep aja yg laen bayar. Saya kasian sama ortu, gak tega mau minta uang. Smpet ibu dan  bapak berantem gara itu. sempet terbersit mau udahan aja. ibu karena pusing banget, nawarin keluar juga. Saya takut kedepanyya malah lebih berat lagi. saya harus bagaimana.?khusus buat kang Ryan  saja. Jangan diekspos ya…

Pernah Juga seseorang Konsultasi Kepada saya:
Kang Ryan, Saya berniat untuk kuliah dan masuk ke Fakultas Kedokteran, Nilai Rapport saya bagus, memungkinkan untuk bisa diteria melalui jenjang PMDK (Tanpa tes) namun saat ini saya terkendala dengan finansial, Orang tua saya bukan orang yang mampu secara financial bahkan bisa dikatakan tidak mungkin untuk membiayai kuliah anaknya. Namun disisi lain saya juga pengen membahagiakan mereka dan merubah nasib keluarga dengan kuliah dan berharap suatu saat nasib saya dan keluarga bisa terangkat. Bagaimana solusinya.

Dan masih banyak lagi Pesan Singkat (SMS), Email, Direct Message, FB Inbox yang senada dengan dua cerita diatas, sehingga daripada saya menjawab satu persatu masalah yang berulang itu, saya tuliskan jawabannya melalui pengalaman saya pribadi dan sedikit pengetahuan yang pernah saya dapatkan dalam dunia motivasi dan pegembangan diri.

Ya, memang belakangan ini sejak 3 tahun ke belakang saya dan tim KAYYISU EXCELLENT, lembaga pendidikan yang saya dirikan gencar memberikan pelatihan tentang Sukses studi, hal itu terjadi seiring dengan terbitnya buku saya yang pertama “Funtastic Learning”, Cara Cerdas Belajar Menyenangkan dan buku ke dua saya “100 % Sukses UN”, yang keduanya diterbitkan oleh Pro U Media Jogjakarta.
Beberapa saat setelah penerbitan buku tersebut hingga sekarang, berbagai institusi sekolah maupun lembaga sosial, termasuk organisasi siswa dan kemahasiswaan masih mengundang saya sekedar mengundang sharing tentang buku, bedah buku, seminar, pelatihan bahkan workshop fantastic learing dengan durasi 2 hari.

Alhamdulilah dari sekian event yang diselenggarakan tersebut ratusan bahkan ribuan apresiasi dan testimony datang kepada kami baik melalui lembar testimony, surat, Email, SMS, termasuk melalui social media seperti Facebook (Ryan Martian) dan Twitter saya (@senyumryan). Dimulai dari ucapan terimakasih, berita perubahan diri, peningkatan kecerdasan, keberhasilan mereka keluar dari trauma dan phobia pelajaran, Lulus UN dengan nilai memuaskan hingga motivasi untuk belajar hingga setinggi cita-cita mereka. Setelah membaca buku dan mengikuti pelatihan yang kami selenggarakan.

Saya syukuri berita tersebut dan karena berarti apa yang saya tulis dan apa yang kami bagikan begitu sangat bermanfaat. Saya juga kembalikan berbagai testimony itu sebagai pertanggungjawaban kepada Allah, karena atas ijin Dialah tulisan dan pelatihan itu bisa menginspirasi para pelajar, orang tua dan guru-guru di tanah Air. Alhamdulilah

Namun belakangan Buku yang saya tulis itu telah menuai “masalah” baru, tantangan baru tepatnya, karena banyak diantara mereka yang terinspirasi dan menuai hasil dari tulisan dan pelatihan yang diselenggarakan, kini menghadapi sebuah kendala baru, diantaranya adalah dua keluhan yang saya sampaikan diatas, tentang biaya sekolah.

Di satu sisi mereka berhasil mengaplikasikan isi buku dan pelatihan tersebut dan bisa membuktikan bahwa buku itu “ngefek” buat mereka, namun disisi lain seperti yang Anda baca diatas, ternyata keberhasilan menembus tantangan akademik harus terhambat dengan tantangan financial keluarga yang memang tidak saya berikan solusinya di dalam buku tersebut.

Bukan hanya 2 orang namanya saya rahasiakan diatas, melainkan ratusan orang yang mengeluhkan masalah yang sama, yang saat ini mereka hadapi, bahkan keluhan ini juga disampaikan jauh sebelum mereka-benar-benar di terima di jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Ketika mereka melihat situasi keluarga yang nampaknya tidak mungkin memberikan kesempatan kepada mereka untuk melanjutkan minat dan semangat studi mereka.

Satu atau dua masalah bisa saya jawab baik melalui konsultasi langsung, by phone, via email, Message Inbox dan sebagainya, namun seiring dengan semakin banyaknya buku FL yang beredar, semakin banyak masalah yang sama yang muncul, dan sepertinya tidak memungkinkan untuk saya jawab dan balas satu persatu. Untuk itulah tulisan ini di buat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan Anda yang bersemangat dalam studi namun terkendala dengan financial, semoga membantu.

Cerita Pengalaman Pribadi
Ya tidak ada pengetahuan dan solusi terbaik kecuali dari pengalaman sendiri, saya tidak ingin berteori atau sebatas berkelakar, tapi saya ingin menyampaikan sebuah bukti langsung dari diri saya sendiri, semoga teman-teman yang memilii masalah yang sama bisa mendapatkan pencerahan, inspirasi sekaligus solusi dari masalah yang saat ini dihadapi.dan bagi saya semoga kisah ini tidak menjadi sumber kesombongan, naudzubillah…
…….

Seperti Anda, saya merupakan anak yang awalnya tidak berniat untuk melanjutkan studi, lepas dari SMA saya hanya berniat untuk mencari pekerjaan saja, alasannya? Saya anak yatim, ortu berpenghasilan rendah sementara adik-adik saya masih kecil dan membutuhkan biaya yang juga sama besar bahkan mungkin lebih besar dari saya, kelak.

Bukannya gak pengen kuliah, tapi saya mencoba untuk realistis dengan kenyataan (saat itu saya belum tau teori bahwa ternyata realita yang ada tentang apa yang ada saat ini adalah sebuah ilusi yang ngotot pada awalnya, hehehe…), akan sangat sulit bagi ibu saya membantu saya kuliah sementara masih ada 3 adik saya yang harus dia biayai, saya sangat mengerti bagaimana kondisi finansial orang tua saya, rumah petak yang berstatus kontrak , profesi ibu sebagai penjahit yang tidak pernah menentukan tarif menjadikan saya ngaca kepada diri sendiri, saatnya saya menggantikan Ayah saya, membantu financial keluarga.

Lama saya memendam keinginan itu, ketika teman-teman sekolah mulai bercerita tentang rencana masa depan mereka, saya hanya asyik mendengarkan, sambil menghayal seandainya saya semujur mereka. Pernah suatu kali saya ditanya salahsatu teman saya “Yan, abis sekolah kamu rencana kuliah dimana?” sebuah pertanyaan yang tentu saja berat untuk saya jawab, saya hanya menjawabnya dengan singkat “nggak tau, lihat saja nanti”, padahal sebenarnya dalam hati sudah ada jawaban mantap “saya akan bekerja !”
Saking seringnya pertanyaan itu dilontarkan dan saking seringnya pembicaraan seputar kuliah, ditambah dengan peluang kerja dan gaji yang lebih besar yang mungkin didapatkan setelah kuliah, saya mulai terggoda untuk memikirkan masa depan saya, utamanya tentang kuliah, namun disatu sisi saya kembali berpikir bahwa mimpi saya terlalu “mustahil” bagi saya.

Namun, semakin lama semakin kuat mimpi kuliah itu, hingga akhirnya suatu saat dengan berat hati saya mencoba memberanikan diri dengan melempar sebuah percakapan kepada orang tua saya, disela-sela kesibukannya memotong dan menjahit pakaian, saya mulai menyampaikan unek-unek saya, “bu seandainya saya kuliah, gimana menurut ibu?” ibu terdiam sejenak, sambil menghela nafas dia berkata, “ya kalo itu kemauanmu kenapa enggak dicoba?” sebuah jawaban yang yang diluar dugaan! Membuat saya penasara untuk bertanya lebih jauh…

Saya lanjutkan percakapan dengan bercerirta, “temen-temen besok pada kuliah, bahkan ada dari mereka yang mulai menyusun rencana dengan mencari informasi universitas yang memungkinkan menerima mereka tanpa tes, melalui jalur PMDK”, mendengar itu ibu menjawab “kamu gak ingin seperti mereka?” sekali lagi sebuah jawaban yang aneh yang sama sekali di luar dugaan saya.

Perlahan saya katakan “Enggak lah, kuliah itu kan biayanya mahal, saya kerja aja biar bisa bantu Ibu” saya mengelak sambil berharap ibu kembali mengatakan sesuatu dari bibirnya. Kutunggu dia, lama tak menjawab, hingga akhirnya beberapa saat dia kembali berkata “Ya biaya itu bisa dicari kan?, yang penting ikhtiar dulu, toh rejeki itu ada yang mengatur…” jawaban spektakuler, sebuah peluang besar yang saat itu saya tidak pernah menduganya.

“Jadi Ibu mengijinkan saya untuk kuliah?” saya masih meragukan apa yang dia katakan. “Ya kalo itu mau kamu, ntar rejeki bisa di cari darimana jalannya, sekarang kamu daftar saja, niatkan diri mau kuliah dimana, jurusannya apa dan liat berapa biayanya? Trus pilih yang mantep”

Jujur saat itu saya benar-benar kaget, jawaban ibu begitu meyakinkan, padahal setahu saya ibu adalah orang yang pesimis dan sangat negative thingking, tapi saya tidak mau berpikir panjang dan bertanya lebih jauh. Saya langsung take action dan sejak saat itu sayapun mulai ‘hunting’ informasi seputar tempat kuliah hingga berbagai macam beasiswa yang ditawarkan, hingga akhirnya saya menemukan sebuah informasi beasiswa supersemar, yang memberikan kemudahan kepada siswa tidak mampu untuk mengikuti UMPTN (nama sebelum SNMPTN), bahkan jika diterima di perguruan tinggi negeri maka seluruh biaya kuliah termasuk biaya hidup akan ditanggung! Saya ambil peluang itu, saya masukan persyaratannya, sambil tetap mendaftar PMDK untuk salahsatu jurusan di IPB Bogor.

Sayang, saya tidak diterima di IPB karena memang prestasi saya tidak cukup bagus untuk diakui sebagai mahasiswa IPB, tinggal satu harapan saya, beasiswa SUPERSEMAR! Satu minggu saya tunggu hasilnya dan Alhamdulillah, Beasiswa itu keluar, saya dibiayai mendaftar UMPTN dan diberikan dana transportasi.

Saat itu, ibu saya juga medapatkan informasi tentang penerimaan mahasiswa baru di STT tekstil di Bandung, saya diminta untuk mendaftar juga dengan uang transportasi beasiswa itu, toh masih cukup kan? Siapa tau kamu juga diterima di sana, peluangnya bagus, bahkan ada salahsatu anak dari saudara yang langsung bisa bekerja selepas kuliah, bahkan sebelum lulus sudah di incar perusahaan tekstil ternama di kota Bandung. Atas restu ibu, ide itu saya sanggupi, hingga saya mendaftar untuk dua tes, UMPTN dan Ujian Masuk STT Tekstil, dengan harapan setidaknya salahsatu bisa goal, dan saya bisa kuliah!

Satu minggu selepas UMPTN saya lanjut  mengikuti ujian STT, diantara dua ujian yang saya temui, ujian STT yang menurut saya mudah, bahkan sangat mudah! Ya memang semenjak ibu mengijinkan saya untuk kuliah, semangat saya menjadi berlipat ganda, mungkin 10 kali lipat dari sebelumnya, setiap hari saya menargetkan menyelesaikan satu paket soal ujian sekaligus pembahasannya, hingga benar-benar paham, dan saya lakukan itu untuk mimpi saya KULIAH! Target utama UMPTN saya ingin diterima di Teknik Pertambangan ITB, pilihan kedua saya Fakultas Pertanian UNSOED!

Saya memang tidak ikut bimbingan belajar, alasannya singkat, MAHAL!, saya mensiasatinya dengan membeli paket modul soal, dari sebuah bimbingan belajar jarak jauh, karena uangnya mepet, saya sepakat iuran dengan teman baik saya, dan pakenya gantian, saya pake paket A teman saya pake paket B dan dan jika sudah dikuasai baru di tukar, ada kalanya saya butuh paket yang lain, tapi paket soal sedang dipake teman saya, mau gak mau jadi harus nunggu. Gak enak sih, tapi bagaimana lagi, hanya itu cara yang bisa saya gunakan untuk bisa belajar dengan baik…

Alhamdulillah, Ikhtiar, dukungan, semangat dan doa orang tua berbuah hasil, meskipun pilihan pertama saya gagal, saya diterima di UNSOED, salahsatu perguruan tinggi di Jawa Tengah tepatnya di Purwokerto, sekitar 240 km dari tempat saya tinggal, berita itu saya sampaikan kepada ibu saya, dan tentu saja dia sangat senang, karena saya baru saja diterima di perguruan tinggi negeri, tanpa biaya dan selanjutnyapun saya tidak harus mengeluarkan uang untuk kuliah saya, hingga 4 tahun kedepan! . Selanjutnya saya tinggal menunggu pengumuman daftar ulang.

Selang seminggu ternyata hasil ujian STT Tekstil pun diumumkan, sesuai dugaan ternyata saya juga diterima di perguruan tinggi popular itu, saya sampaikan kepada orang tua saya dan ternyata juga dia sangat senang dengan berita itu, dan tampaknya ibu lebih senang ketika mendapat kabar jika saya diterima STT Tekstil, ketimbang di UNSOED, selain dekat dengan tempat tinggal, masa depanpun sepertinya lebih terjamin. Tapi kebahagiaan itu hanya sementara, karena setelah pengumumgan itu, menyusul pula informasi berapa biaya daftar ulang yang harus di keluarkan. Dan tentu saja ibu saya tidak sanggup menyiapkan uang untuk itu. Hingga akhirnya pilihanpun jatuh kepada pilihan pertama, kuliah jauh. Tidak masalah kuliah di luar kota, jauh dari orang tua, yang penting saya bisa kuliah dengan baik, murah tanpa merepotkan keluarga dan segera mendapatkan pekerjaan selepas saya lulus.

Setelah ada kepastian jadwal daftar ulang, Saya pun berangkat ke tanah yang tidak pernah saya tahu dimana letaknya dan berapa ongkosnya. Dengan bekal informasi lisan saya pun berangkat bersama teman saya untuk mendaftar ulang, saat itu ibu membekali saya dengan uang tabungannya sebesar 425 ribu rupiah, entah darimana uang itu, “untuk jaga-jaga sekaligus cari tempat tinggal untuk hidup di rantau” bisiknya.

Ketika di rantau itulah masalah finansial bertubi datang kepada saya, ketika mendaftar ulang ternyata saya harus membayar dulu biaya pendaftaran yang besarnya 400ribu, alasannya karena uang beasiswa saya belum bisa dicairkan, saya katakana kepada petugas registrasi bahwa saya tidak punya uang sebanyak itu saat ini, dengan perasaan sangat malu saya menawar biaya kuliah saya hingga akhirnya saya diberikan solusi untuk menemui Pembantu Rektor III (PR III) untuk mengadukan masalah saya dan agar dia memberikan rekomendasi dengan ‘keprihatinan’ saya, Alhamdulillah, kembali Allah menolong saya. Saat itu, PR III mau memberikan rekomendasi dan keringanan sehingga saya masuk tanpa uang pendaftaran.

Selesai sudah saya melakukan pendaftaran ulang, tinggal saya mencari kos-kosan untuk tempat tinggal, karena saya benar-benar awam dengan kota yang baru ini, saya didatangi calo kos-kosan dan menawarkan solusi gratis dengan memberikan informasi gratis tentang kos-kosan murah. Tentu saja saya menerima tawaran gratis itu, saya ditawarkan sebuah kos-kosan senilai 600 ribu, kembali saya bingung karena uang saya kurang untuk membayar kamar kost itu. Alhamdulillah disela masalah itu teman saya se kota memberikan solusi, saya tinggal sekamar dengan teman saya, dan bayar separohnya, Hasilnya saya saya hanya membayar 350 ribu saja untuk satu kamar kos, 300 ribu untuk biaya kamar, 50 ribu untuk biaya tambahan kasur, karena memang kasurnya hanya satu dalam satu kamar. Belakangan saya tahu bahwa ternyata harga kamar kost itu hanya 350 ribu, informasi itu saya dapatkan dari kakak kost yang sudah tinggal lebih dulu, “Wah kecolongan… “ pikirku, saya hanya bisa nyengir kuda deh. Buts its ok, yang penting dua masalah financial saya selesai, selanjutnya tinggal bagaimana saya memikirkan biaya hidup.

Kuliah perdana dimulai, disanalah pengeluaran mulai terasa berat, biaya OSPEK untuk beli ini dan itu, dirasa begitu besar, tapi saya masih bisa bertahan dengan uang sisa pemberian orang tua, sambil berharap beasiswa SUPERSEMAR segera turun.

Tapi apa mau di kata, uang beasiswa itu turun setelah 3 bulanan. Entah darimana ceritanya, konon kata orang, uang itu sengaja di endapkan dulu biar ada remah-remahnya, yang bisa dimanfaatkan sama pengelola. Kondisi tersebut membuat saya benar-benar terkatung-katung, saya sudah tidak berani meminta uang kepada orang tua, 425 ribu yang diberikan kepada saya di awal kuliah sudah terlalu besar buat saya. Malu rasanya jika saya harus meminta kepada orang tua.

Akhirnya saya memulai berbagai usaha sampingan untuk menghidupi diri saya, dimulai dari jualan Coca-cola, sandal tasik, jualan buku, jualan pupuk, tanaman hias semuanya saya lakukan yang penting saya bisa makan 3 kali sehari, dan memenuhi criteria 4 sehat 5 sempurna, prihatin !

Apakah ikhtiar mendapatkan usaha sampingan itu datang begitu saja dengan mulus? Tentu saja tidak, kepepet adalah kondisi yang menjadikan seseorang bisa survive, manusia diberikan kemampuan untuk mempertahankan hidupnya, ketika saya menjual Coca-cola, saat itu saya menemukan peluang itu ketika ada kegiatan pekan olahraga di kampus yang dikelola angkatan saya, saya dan teman-teman ambil peluang itu ketika tidak ada satupun orang yang berinisiatif untuk menjual minuman. Saya semakin yakin Laa Yukallifullohu nafsan Illa wus’aha memang benar adanya.

Begitupula ketika jualan sandal, saat itu saya sedang kesulitan financial karena, beasiswa gak juga turun. Tiba-tiba datang kepada saya seorang teman yang baru saja mengambil sekarung sandal dari tempat tinggalnya di Tasik, namun dia bingung bagaimana cara memasarkannya, saya mennyanggupi untuk membantu menjualnya dengan syarat saya mendapatkan fee 50 % keuntungan bersih penjualan, dari situlah saya menjualnya kepada orang lain teramasuk membuka stand bazaar di kampus. Alhamduillah setiap saya menjual satu sandal, keuntungannya bisa untuk 3 kali. Cukup satu sandal perhari, saya bisa memperpanjang umur saya, hehe… J

Jika saya renungkan, setiap datang kesulitan selalu ada saja kemudahan yang diberikan Allah, seakan setiap peluang itu diperlihatkan ke depan mata saya, memang pada awalnya muncul masalah, takut, stress, namun karena tidak ada yang bisa saya mintai pertolongan, saya memutar kepala untuk mencari solusi, hasilnya, di setiap masalah yang datang selalu datang pula solusinya.

Setelah berjalan 2 semester kuliah, saya baru menyadari ternyata banyak sekali peluang-peluang beasiswa yang bisa diambil, pada awalnya saya bimbang dengan masa depan kuliah saya, namun setelah jalan 2 semester ini, ternyata sangat mungkin bagi siapapun untuk mendapatkan beasiswa. Pintar bisa dapet beasiswa, miskin juga bisa dapet beasiswa, aktif di organisasi juga bisa dapet beasiswa. Tinggal pilih, mau pinter, miskin atau jadi aktivis kampus?

Di tahun ke dua, saya mengambil peluang untuk mendapatkan beasiswa Dompet Dhuafa republika, kenapa nilainya besar! syaratnya gampang, harus aktif di organisasi mahasiswa dan tentu saja seorang dhuafa, alhamdulillah ada untungnya lahir dari keluarga yang memang masuk kategori ‘dhuafa’ sehingga saya berhak mendapatkan beasiswa bulanan yang jika dikumpulkan dengan beasiswa yang sudah saya dapatkan, beasiswa itu jauh melebihi cukup untuk biaya hidup saya. Lebih dari itu, saya bahkan bisa memodali usaha dan bisnis yang saya kerjakan. Beasiswa itu saya dapatkan hingga tahun ke empat, setelahnya, alhamdulillah saya bisamenghidupi diri sendiri melalui usaha yang memang dirintis semenjak awal kuliah. Hingga akhir semester bahkan hingga saat ini.

Nah teman-teman, satu hal yang bisa kita petik dari pengalaman tersebut adalah bahwa kadang kita merasa ketakutan terhadap hal yang belum tentu kita hadapi, hasil penelitian menunjukan bahwa 98 persen ketakutan itu tidak pernah terjadi, dan hanya 2 persen dari ketakutan yang benar-benar terjadi.
Kadang, juga kita tidak yakin dengan pertolongan Allah, memang masalah akan datang kepada siapapun dengan berbagai versi, mungkin financial, hubungan, emosi dan sebagainya. Memang masalah itu besar, namun saya yakin bahwa masalaha itu diutus oleh Allah bukan untuk menyulitkan kita tetapi untuk membuat kita semakin kuat dan dewasa. Disamping masalah yang menurut kita besar, ada Allah yang maha besar, sehingga bolehlah kiranya kita mengatakan masalahku memang besar, tetapi Allah maha besar!

Jika saat ini teman-teman sedang dirundung masalah yang sama, yakinlah bahwa selalu ada solusi dari masalah Anda, yang terpenting adalah Anda memiliki mimpi yang kuat, untuk menyelesaikan studi Anda, memiliki keyakinan bahwa selalu ada solusi Allah dari setiap masalah yang diutusNya, maka di depan mata kita akan kita temukan ribuan cara untuk mewujudkan Mimpi yang kita yakini.

Pada saat saya menulis artikel ini, kebetulan saya menonton siaran televisi yang menginformasikan seorang anak tukang becak di Jogjakarta yang bisa mendapatkan gelar dokter, dan di Makasar ada seorang perempuan yang berhasil mendapatkan gelar sarjana kedokteran yang lulus dengan IPK 3,75 dan masih berusia 19 tahun. So tidak usah mengeluh lagi tentang biaya ya? Tentukan dan Raih mimpimu, saya yakin di balik setiap kesulitan selalu ada kemudahan, dibalik kesulitan selalu ada kemudahan!!!

Ryan Martian
Funtastic Life Coach